ANATOMI FISIOLOGI LIDAH MANUSIA
A. Anatomi Lidah
Pancaindra adalah organ-organ akhir yang
dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu pada manusia. Serabut
syaraf yang melayaninya merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa
(sensory impression) dari organ indra menuju otak, dimana perasaan itu
ditafsirkan. Beberapa kesan rasa timbul dari luar, seperti sentuhan, pengecapan,
penglihatan, penciuman dan suara.
Dalam segala hal, serabut saraf-saraf sensorik
dilengkapi dengan ujung akhir khusus guna mengumpulkan rangsangan perasaan yang
khas itu, dimana setiap organ berhubungan.
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan dengan
mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak
memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu dalam tindakan
bicara.Struktur lainnya yang berhubungan dengan lidah sering disebut lingual,
dari bahasa
Latinlingua atau glossal
dari bahasa Yunani.
Lidah merupakan bagian tubuh penting untuk indra
pengecap yang terdapat kemoreseptor untuk merasakan respon rasa asin, asam,
pahit dan rasa manis. Tiap rasa pada zat yang masuk ke dalam rongga mulut akan
direspon oleh lidah di tempat yang berbeda-beda.
Pada hakekatnya, lidah mempunyai hubungan yang
sangat erat dengan indra khusus pengecap. , lidah tersusun atas otot rangka
yang terlekat pada tulang hyoideus, tulang rahang bawah dan processus
styloideus di tulang pelipis.Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok
otot yaitu otot intrinsik dan ektrinsik. Otot intrinsik lidah melakukan semua
gerakan halus,sementara otot ektrinsik mengaitkan lidah pada
bagian-bagian sekitarnya serta melaksanakan gerakan-gerakan kasar yang
sangat penting pada saat mengunyah dan menelan. Lidah mengaduk-aduk makanan,
menekannya pada langit-langit dan gigi dan akhirnya mendorongnya masuk farinx.
Lidah terletak pada dasar mulut, sementara
pembuluh darah dan urat saraf masuk dan keluar pada akarnya.Ujung serta
pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi-gigi bawah, sementara dorsum
merupakan permukaan melengkung pada bagian atas lidah.Bila lidah digulung
kebelakang maka tampaklah permukaan bawahnya yang disebut frenulum linguae,
sebuah struktur ligament halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada
bagian dasar mulut.Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Bila dijulurkan,
maka ujung lidah meruncing, dan bila terletak tenang didasar mulut,maka ujung
lidah berbentuk bulat.
Lidah ini, juga dibangun oleh suatu struktur
yang disebut kuncup pengecap (taste buds).Pada lidah lebih kurang
10.000 kuncup pengecap yang tersebar dipermukaan atas dan di sepanjang pinggir
lidah.Kuncup pengecap tertanam dibagian epitel lidah dan bergabung dengan
tonjolan-tonjolan lidah yang disebut papilla.
struktur kuncup pengecap pada lidah
Kuncup pengecap tersusun
dari sel pendukung dan sel pengecap yang bentuknya memanjang dan
memiliki mikrovili. Pada mikrovili terdapat reseptor molekul protein
yang menyebabkan otak dapat mengenali lima pengecap dasar, yaitu manis, asin,
pahit, masam, dan umami. Umami adalah sebuah sensasi pengecap yang dihasilkan
oleh monosodium glutamate (MSG).Dan glutamate lainnya yang
berasal dari makanan yang difermentasi.
Para ilmuan telah menemukan bahwa menurut
mereka, semua peta rasa dapat menditeksi lima pengecap dasar. Sebuah fakta,
peka rasa yang pertama kali dikemukaka oleh D.P Hanig (1901) memperlihatkan
empat pengecap dapat ditemukan pada bagian yang sama dari lidah.
Selaput lendir (membrane mukosa) lidah selalu
lembab, dan pada waktu sehat lidah berwarnah merah jambu,permukaan atasnya
seperti beludru dan ditutupi papil-papil. Yang terdiri dari tiga jenis yaitu:
1) Papila filiformis (fili
= benang); berbentuk seperti benang halus; jumlahnya banyak dan tersebar
diseluruh permukaan lidah. Terdapat dalam dinding papillae sirkumvalanta dan
fungiforum,yang berfungsi untuk menerima rasa sentuh, dari pada rasa pengecap
yang sebenarnya.
2) Papila sirkumvalata (sirkum
= bulat); berbentuk bulat, tersusun berjejer membentuk huruf V di belakang
lidah; jumlahnya 8 s/d 12 buah. Sirkumvalata adalah jenis papillae yang
terbesar,dan masing-masing dikelilingi semacam lekukan seperti parit.
Terdapat satu jenis papilla yang tidak terdapat
pada manusia, yakni papilla folliata pada hewan pengerat.
Ada empat macam rasa kecapan: manis, pahit,
asan, dan asin. Kebanyakan makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa, tetapi
ciri-ciri itu merangsang ujung saraf penciuman, dan bukan ujung saraf
pengecapan.Supaya dapat dirasakan, semua makanan harus menjadi cairan, serta
harus sungguh-sungguk bersentuhan dengan ujung saraf yang mampu menerima
rangsangan yang berbeda-beda.Putting pengecap yang berbeda-beda menimbulkan
kasan rasa yang berbeda-beda juga.
Lidah memiliki pelayanan pensarafan yang
majemuk.Otot-otot lidah mendapat pensarafan dari urat saraf hipoglusus
(saraf otak kedua belas). Daya perasaannya dibagi menjadi “perasaan umum” yang
menyangkut taktil perasa seperti membedakan ukuran, bentuk, susunan, kepadatan,
suhu dan sebagainya.dan “rasa pengacap khusus” yang menyangkut rasa yang khusus
suatu makanan.
Impuls perasaan umum bergerak mulai dari bagian
anterior lidah dalam serabut saraf lingual yang merupakan sebuah cabang urat
saraf cranial kelima, sementara impuls bagian indra pengecap bergerak dalam khorda
timpani bersama saraf lingual, lantas kemudian bersatu dengan saraf cranial
ketujuh, yaitu nervus saraf fasialis. Saraf cranial kesembilan, saraf
glossofaringeal, membawa baik impuls perasaan umum maupun impuls perasaan
khusus, dari sepertiga posterior lidah.
Dengan demikian indra pengecap lidah dilayani
oleh saraf cranial kelima, kutujuh, dan kesembilan, sementara gerakan-gerakannya
dipersarafi oleh saraf cranial kaduabelas
Bagian-Bagian Lidah
Lidah terletak pada dasar mulut berwarnah merah,
tidak rata permukaannya, dipermukaannya terdapat bintil-bintil yang disebut
papilla yang merupakan tempat berkumpulnya saraf-saraf pengecap inilah yang
dapat membedakan rasa makanan. Jumlah papilla pada setiap orang tidak sama
biasanya papilla perempuan lebih babyak dari pada papilla laki-laki. Orang yang
mampunyai papilla lebih banyak banyak papilla maka akan lebih peka terhadap rasa.
Ujung dan pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi-gigi bagian bawah, permukaan
melengkung pada bagian atas lidah. Berikut adalah bagian-bagian dari lidah:
1) Bagian ujung/tepi
lidah untuk mengecap rasa manis.
2) Bagian samping lidah
untuk mengecap rasa asam
3) Bagian daerah pinggir
lidah untuk mengecap rasa asin
4) Bagian belakang lidah
untuk mengecap rasa pahit
Namun saat ini banyak peneliti yang memasukkan
rasa kelima yaitu gurih atau sedap yang ditemukan pada makanan seperti daging,
ikan, dan sebagainya.Rasa-rasa dasar ini dapat berevolusi sehingga kita dapat
merasakan rasa busuk atau beracun dari rasa pahit dan asam. Rasa manis membantu
kita untuk mengenalkan makanan yang menyahatkan atau kaya kalori, rasa asin
diperlukan untuk setiap tubuh, dan rasa gurih dapat membantu kita
mengidentifikasikan makanan yang kaya akan protein.
Ada beberapa orang yang mempunyai “dunia rasa”
yang berbeda-beda, misalnya ada yang menyukai pedas,ataupun ada yang tidak. Itu
semua dipengaruhi oleh faktor genetis yang berbeda dan budaya sendiri-sendiri.
Para peneliti telah membuktikan bahwa di Amerika Serikat masyarakatnya adalah
supertaster yang merasakan cabe, jahe sangat pedas begitu juga dangan gula
mereka merasakan sangat manis sekali. Hal ini disebabkan oleh jumlah papilla
yang berbeda-beda.
Cara Kerja Liah
Saat makan atau minum, ujung-ujung saraf
pengecap akan menerima rangsangan, rangsangan tersebut akan diteruskan ke otak.
Otak memprosas rangsangan tersebut, sehingga kita bisa mengecap makanan atau
minuman.
B. Fisiologi Lidah
1) Fungsi Lidah
b. Mengaduk makanan
c. Menbolak-balik makanan
d. Merasakan keras dan lembutnya makanan
e. Melumatkan makanan
f. Fungsi papil/kuncup pengecap: kuncup pengecap bekerja sama dengan
reseptor pada rambut pengecap, kemudian menstimulasi dendrite sensorik- impuls
saraf- saraf fasial (CN VII) dan saraf glosofarinyeal (CN IX) melalui jalur
pengecap – insula korteks serebelar.
Selain berfungsi mekanisme pencernaan atau pengucapan, lidah
manusia memiliki banyak penggunaan lain. Lidah berperan pada salah satu bentuk
penciuman yang dikenal dengan Frenchkissing atau ciuman prancis.lidah
digunakan pula untuk tindakan menjilat pada manusia dan mamalia.
Lidah dapat menjadi tempat penindikan pada
beberapa kebudayaan masyarakat.Tindik lidah sudah ada sejak masa kuno dan kini
semakin meningkat pada kebudayaan barat terutama pada kebudayaan remaja.
2) Penyakit yang Terdapat
pada Lidah
Penyakit yang biasa menyerang lidah yaitu
sariawan.Yang disebabkan oleh kekurangan vitamin C, sariawan menimbulkan rasa
peri, sehingga sangat mengganggu saat kita makan atau minum, sariawan bisa
diobat dengan memakan banyak buah-buahan yang mengandung banyak vitamin C.
Secara klinik, indra pengecap, seperti indra
penciuman, sangat peka dan dapat hilang karena pelek atau gangguan pada mulut,
lambung dan saluran pencernaan. Seorang dokter yang dapat juga dibantu oleh
seorang parawat, memeriksanya dengan seksama, apakah indra pengecap itu kering
atau lembab, membengkak, lembek dan pucat,atau mengecil dan berwarnah merah,
berbulu, pecah atau retak-retak.
Glositis, atau peradangan lidah, bisa akut ataupun kronis,
dengan gejala-gejala berupa adanya ulkus dan lendir yang menutupi lidah.Peradangan
ini biasanya timbul pada pasien yang mengalami gangguan pencernaan ataupun
infeksi pada gigi.Lidah lembek dan pucat, dengan bekas-bekas gigitan pada
pinggirannya. Biasanya, glottis kronis menghilang, apabila kesehatan
badan membaik dan pemeliharaan hygiene mulut yang baik. Lekoplakia ditandai
oleh adanya bercak-bercak putih yang tebal pada permukaan lidah (juga selaput
lender pipi dan gusi).Hal ini biasa terlihat pada seseorang yang suka merokok.
Contoh gambar penyakit pada lidah:
1.
Oral candidosis.
Penyebabnya
adalah jamur yang disebut candida albicans.Gejalanya lidah akan tampak tertutup
lapisan putih yang dapat dikerok.
2. Atropic glossitis
Penyakit
ini juga sering ditemukan. Lidah akan terlihat licin dan mengkilat baik seluruh
bagian lidah maupun hanya sebagian kecil. Penyebab yang paling sering biasanya
adalah kekurangan zat besi.Jadi banyak didapatkan pada penderita anemia.
.
3. Atropic glossitis
Lidah seperti peta,
berpulau-pulau.Baik banyak maupun sedikit. Bagian pulau itu berwarna merah dan
lebih licin dan bila parah akan dikelilingi pita putih tebal.
4. Fissured tongue
Lidah akan terlihat pecah-pecah.
Kadang garis hanya satu ditengah, kadang juga bercabang-cabang.
5. Glossopyrosis.
Kelainan
ini berupa keluhan pada lidah dimana lidah terasa sakit dan panas dan terbakar
tetapi tidak ditemukan gejala apapun dalam pemeriksaan.Hal ini kebanyakan
karena psikosomatis dibandingkan dengan kelainan pada syaraf.
3) Cara Merawat kesehatan
Lidah
Agar lidah tetap dapat merasakan kelezatan
makanan kita harus menjaga kesehatan lidah, berikut beberapa saranya yaitu:
a) Tidak memakan makanan
yang terlalu panas atau terlalu dingin
b) Tedak memakan makanan
yang terlalu padas
c) Memakan buah-buahan dan
sayur-sayuran yang mengandung vitamin C setiap hari
d) Menyikat gigi secara
perlahan agar tidak melukai lidah.
PENGAPLIKASIAN ILMU GIZI DALAM KEPERAWATAN
A.
Ilmu Gizi
Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu
tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal. Di satu sisi ilmu
gizi berkaitan dengan makanan dan disisi lain berkaitan dengan tubuh manusia.
Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya,
yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur
proses-proses kehidupan. Zat gizi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1)
Zat gizi makro
Zat
gizi makro adalah zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah besar
untuk menjalankan fungsinya dalam tubuh yang berfungsi untuk keperluan
pertumbuhan sel atau jarunagn, fungsi pemeliharaan ataupun aktivitas tubuh.
Contohnya: karbohidrat, protein, dan lemak.
2)
Zat gizi mikro
Zat
gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah sedikit.
Contohnya: air, mineral, dan vitamin
B.
Untuk Hidup Tubuh Membutuhkan Zat
Gizi
Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat
gizi atau unsure ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat zizi oleh tubuh,
yang berguna bila dimasukkan kedalan tubuh. Bahan makanan:
1)
Bahan makanan pokok berfungsi:
sumber utama energi dan sumber protein.
2)
Bahan makanan lauk pauk berfungsi:
sumber utama protein.
3)
Bahan makanan sayur dan buah
berfungsi: sumber vitamin dan mineral serta sumber energi.
C.
Kebutuhan dan Kecukupan Gizi
Kebutuhan zat gizi menggambarkan banyaknya zat gizi minimal
yang diperlukan oleh setiap manusia agar dapat hidup sehat.
Kecukupan gizi:
· Kualitatif: nilai social, citarasa,
ragam, dan jenis.
· Kuantitatif: banyaknya kandungan
gizi dalam makanan
Kebutuhan:
· Lima kelompok besar
· 45-50 macam zat gizi
-
Energi: 50-60% KH, 12-15% Protein,
<30% lemak.
-
10 asam amino esensial
-
3 lemak esensial
-
14 macam vitamin
-
15-19 mineral
-
Serat dan Air
Faktor
yang mempengaruhi kebutuhan gizi yaitu:
1)
Umur
2)
Faktor fisiologi tubuh
3)
Aktifitas/kegiatan
4)
Jenis kelamin
5)
Ukuran tubuh
6)
suhu/iklim
D.
Menilai Status Gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi
makanan dan penggunaan zat-zat gizi.Dibedakan antara status gizi buruk, kurang,
baik, dan lebih.
Cara
Menilai Status Gizi:
1)
Pengukuran antropometri yaitu ukuran
tubuh (seperti: TB, BB, dan LILA
2)
Pemeriksaan gejala-gejala klinik
3)
Pemeriksaan biokimia darah
Tujuan
pengukuran status gizi:
1)
Pemantauan status gizi
2)
Survey gizi
3)
Skrining
E.
Asuhan Gizi Klinik di Rumah Sakit
Tujuan
pemberian makanan pada penderita:
1)
Mengurangi beban kerja organ,
terutama kerja jantung, hati, dan ginjal.
2)
Membantu mempercepat pertumbuhan
3)
Sebagai terapi
Jenis
makanan di rumah sakit:
1)
Enteral: makanan masuk melalui
saluran cerna yaitu melalui mulut dan lambung.
2)
Parenteral: makanan melalui pembulu
darah yaitu elalui pembulu arteri dan vena.
Standar
makanan di rumah sakit
1)
Makanan biasa: diberikan pada pasien
yang tidak memerlukan makanan khusus berhubungan dengan penyakitnya.
2)
Makanan lunak: biberikan kepada
penderita sesudah operasi tertentu dan pada penyakit infeksi dengan kenaikkan
suhu badan tidak terlalu tinggi
3)
Makanan saring: diberikan pada
penderita sesudah mengalami operasi tertentu, pada infeksi akut dan kesukaran
menelan.
4)
Makanan cair: diberikan pada
penderita sebelum dan sesudah perasi tertentu.
F.
Nutrisi Pada Stres Metabolisme
Pada
penyakit berat atau keadaan tertentu akan mengakibatkan terjadinya stress
metabolisme, stress ini akan berkaitan dengan keadaan hipermetabolism seperti:
v Trauma:
luka bakar
v Imfeksi
(termasuk HIV)
v Prosedur
terapi
v Penyakit
kronik, misalnya kanker
Penilaian
stress metabolik
1)
Umum: bila organ metabolism masih
berfungsi dengan baik
2)
Khusus: gangguan pada organ
metabolik
Nutrien
dibutuhkan untuk:
1)
Pertumbuhan sel
2)
Fungsi sel
3)
Sintesis karbohidrat, lemak,
protein.
4)
Kontraksi otot
5)
Penyembuhan luka
6)
Daya tahan tubuh/kekebalan
7)
Integritas pencernaan.
G.
Menentukan Status Gizi Ibu Hamil
Kegunaan
penentuan status gizi:
1)
Pendidikan gizi pada ibu hamil pada
saat ini masih berdasarkan kebiasaan tradisional
2)
Dukungan terhadap ibu hamil yang
positif seperti meningkatkan keselamatan ibu dan bayi.
H.
Masalah Gizi di Indonesia
Jenis
masalah gizi:
1.
Kurang gizi: kurang gizi makro yaitu
kekurangan energy dan protein
2.
Kelebihan gizi: overweight dan
obesitas
Penyebab
masalah gizi:
1.
Tingkat makro
a.
Kekurangan energy protein berat
dengan keadaan status ekonomi
b.
Penurunan protein sama dengan
penurunan kelompok di bawah garis kemiskinan
c.
Ketersediaan pangan
2.
Tingkat mikro
a.
Tingkat keehatan (infeksi)
b.
Sanitasi lingkungan
Program intervensi
a.
Penimbangan balita
b.
Pemanfaatan pekarangan
c.
KIE
d.
PMT
e.
Kapsul dan vitamin A
Masalah-masalah gizi:
1.
Anemia gizi
Penyebab:
jumlah Fe tidak cukup dalam makanan, absorbs Fe rendah, kebutuhan naik,
kehilangan darah.
Program
intervensi: pemberian tablet besi pada ibu hamil, penyuluhan gizi. Dan
fortifikasi makanan
2.
Kekurangan vitamin A
Penyebab:
keadaan social ekonomi, ketidaktahuan, akibat infeksi, dan kekurangaa ASI.
Program
intervensi: distribusi kapsul vitamin A pada anak-anak, fortifikasi makanan.
3.
Gangguan akibat kekurangan iodium
(GAKI)
Akibat
gaki: pembesaran kelenjer iodium, gangguan pertumbuhan, gangguan mental dan
gangguan neoro motor.
Intervensi:
program odisasi garam, program penyumtikan preparat beriodium dan penyuluhan.
4.
Obesitas
Akibat:
PJK, kanker, diabetes mellitus.
Zat gizi yang dibutuhkan:
1.
Makronutrien
Hidrat arang, protein lemak, termasuk sam lemak tidak jenuh
2.
Mikronutrien
Yodium, besi, selenium, zink, vitamin,dll
I.
Kasus klien Diabetes Mellitus dan
Intervensi yang Dilakukan Perawat yang Berkaitan dengan Gizi.
Diabetes melitus adalah gejala-gejala atau sindrom yang
disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai insulin dengan kebutuhan
tubuh.(M.black 1997).
KEBUTUHAN
ZAT GIZI PADA PENDERITA DIABETES
Perencanaan makan hendaknya dengan kandungan zat gizi yang
cukup dan disertai pengurangan total lemak terutama lemak jenuh. Pengetahuan
porsi makanan sedemikian rupa sehingga supan zat gizi tersebar sepanjang hari.Penurunan
berat badan ringan atau sedang (5 – 10 kg), sudah terbukti dapat meningkatkan
kontrol diabetes, walaupun berat badan idaman tidak dicapai.Penurunan berat
badan dapat diusahakan dicapai dengan baik dengan penurunan asupan energi yang
moderat dan peningkatan pengeluaran energi. Dianjurkan pembatasan kalori sedang
yaitu
250-500 Kkal lebih rendah dari asupan rata-rata sehari.
Kubutuhan
Zat Gizi Dapat Diuraikan Dibawah ini:
1. Protein.
Hanya
sedikit data ilmiah untuk membuat rekomendasi yang kuat tentang asupan protein
orang dengan diabetes.ADA pada saat ini menganjurkan mengkonsumsi 10% sampai
20% energi dari protein total.Menurut konsensus pengelolaan diabetes di
Indonesia kebutuhan protein untuk orang dengan diabetes adalah 10 – 15% energi.
Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg perhari atau 10% dari kebutuhan
energi dengan timbulnya nefropati pada orang dewasa dan 65% hendaknya bernilai
biologi tinggi.
2. Total Lemak.
Asupan
lemak dianjurkan < 10% energi dari lemak jenuh dan tidak lebih 10% energi
dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan selebihnya yaitu 60 – 70% total energi
dari lemak tidak jenuh tunggak dan karbohidrat. Distribusi energi dari lemak
dan karbohidrat dapat berbeda-beda setiap individu berdasarkan pengkajia
gizi dan tujuan pengobatan. Anjuran persentase energi dari lemak tergantung
dari hasil pemeriksaan glukosa, lipid, dan berat badan yang diinginkan.
Untuk
individu yang mempunyai kadar lipid normal dan dapat mempertahankan berat badan
yang memadai (dan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal pada anak dan
remaja) dapat dianjurkan tidak lebih dari 30% asupan energi dari lemak total
dan < 10% energy dari lemak jenuh. Dalam hal ini anjuran asupan lemak di
Indonesia adalah 20 – 25% energi. Apabila peningkatan LDL merupakan masalah
utama, dapat diikuti anjuran diet dislipidemia tahap II yaitu < 7% energi
total dari lemaj jenuh, tidak lebih dari 30% energi dari lemak total dan
kandungan kolesterol 200 mg/hari. Apabila peningkatan trigliserida dan VLDL
merupakan masalah utama, pendekatan yang mungkin menguntungkan selain
menurunkan berat badan dan peningkatan aktivitas adalah peningkatan sedang
asupan lemak tidak jenuh tunggal 20% energi dengan < 10% masing energy
masing-masing dari lemak jenuh dan tidak jenuh ganda sedangkan asupan
karbohidrat lebih rendah. Perencanaan makan tinggi lemak tidak jenuh tunggal
dapat dilakukan antara lain dengan penggunaan nuts, alpukat dan minyak zaitun.
Namun demikian pada individu yang kegemukan peningkatan asupan lemak dapat
memperburuk kegemukannya. Pasien dengan kadar trigliserida > 1000 mg/dl
mungkin perlu penurunan semua tipe lemak makanan untuk menurunkan kadar
lemak plasma dalam bentuk kilomikron.
3.
Lemak Jenuh dan Kolesterol.
Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolestrol
adalah untuk
menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler. Oleh karena itu < 10% asupan energi sehari
seharusnya dari lemak jenuh dan asupan makanan kolesterol makanan hendaknya
dibatasi tidak lebih dari 300 mg perhari.Namun demikian rekomendasi ini harus
disesuaikan dengan latar belakang budaya dan etnik.
4.
Karbohidrat dan Pemanis.
Rekomendasi
tahun 1994 lebih menfokuskan pada jumlah total karbohidrat dari pada jenisnya.
Rekomendasi untuk sukrosa lebih liberal, menilai kembali fruktosa dan lebih
konservatif untuk serat. Buah dan susu sudah terbukti mempunyai respon glikemik
menyerupai roti, nasi dan kentang. Walaupun berbagai tepung-tepungan mempunyai
respon glikemik yang berbeda,
prioritas
hendaknya lebih pada jumlah total karbohidrat yang dikonsumsi dari pada sumber
karbohidrat. Anjuran konsumsi karbohidrat untuk orang dengan diabetes di
Indonesia adalah 60– 70% energi.
5.
Sukrosa.
Bukti
ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari perencanaan
makan tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada individu dengan diabetes
tipe 1 dan 2. Sukrosa dan makanan yang mengandung sukrosa harus diperhitungkan
sebagai pengganti karbohidrat makanan lain dan tidak hanya dengan
menambahkannya pada perencanaan makan. Dalam melakukan substitusi ini kandungan
zat gizi dari makanan-makanan manis yang pekat dan kandungan zat gizi makanan
yang mengandung sukrosa harus dipertimbangkan, demikian juga
adanya
zat gizi-zat gizi lain pada makanan tersebut seperti lemak yang sering dimakan
bersama sukrosa. Mengkonsumsi makanan yang bervariasi memberikan lebih banyak
zat gizi dari pada makanan dengan sukrosa sebagai satu-satunya zat gizi.
6.
Pemanis.
a. Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil dari pada
sukrosa dan kebanyakannya karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini
fruktosa dapat memberikan keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet
diabetes.Namun demikian, karena pengaruh penggunaan dalam jumlah besar (20%
energi) yang potensial merugikan pada kolesterol dan LDL, fruktosa tidak
seluruhnya menguntungkan sebagai bahan pemanis untuk orang dengan diabetes.
Penderita dislipidemia hendaknyamenghindari mengkonsumsi fruktosa dalam jumlah
besar, namun tidak ada alasan untuk menghindari makanan seperti buah dan
sayuran yang mengnadung fruktosa alami ataupun konsumsi sejumlah sedang makanan
yang mengandung pemanis
fruktosa.
b. Sorbitol, mannitol dan xylitol adalah gula alkohol biasa
(polyols) yang menghasilkanrespon glikemik lebih rendah dari pada sukrosa dan
karbohidrat lain. Penggunaan pemanis tersebut secra berlebihan dapat mempunyai
pengaruh laxatif.
c. Sakarin, aspartam, acesulfame adalah pemanis tak bergizi
yang dapat diterima
sebagai
pemanis pada semua penderita DM.
7. Serat.
Rekomendasi
asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang yang tidak
diabetes. Dianjurkan mengkonsumsi 20 – 35 g serat makanan dari berbagai sumber
bahan makanan.Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25 g/hari dengan
mengutamakan serat larut.
8.
Natrium.
Anjuran
asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak lebih
dari 3000 mg, sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan sampai sedang,
dianjurkan 2400 mg natrium perhari.
PRINSIP
PERENCANAAN MAKAN ORANG DENGAN DIABETES DI INDONESIA
A.
Kebutuhan Kalori.
Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mepertahankan
berat badan ideal komposisi energi adalah 60 – 70% dari karbohidrat, 10 - 15%
dari protein dan 20 – 25% dari lemak.
Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang
dibutuhkan orang dengan diabetes Diantaranya adalah dengan memperhitungkan
berdasarkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal,
ditambah dan dikurangi bergantung pada beberapa factor yaitu jenis kelamin,
umur, aktifikasi, kehamilan/laktasi, adanya komplikasi dan berat badan.
B. Gula.
Gula dan produk-produk lain dari gula dikurangi, kecuali
pada keadaan tertentu, misalnya pasien dengan diet rendah protein dan yang
mendapat makanan cair, gula boleh diberikan untuk mencukupi kebutuhan kalori,
dalam jumlah terbatas.Penggunaaan gula sedikit dalam bumbu diperbolehkan
sehingga memungkinkan pasien dapat makan makanan keluarga.Penggunaaan gula
untuk minuman dapat diberikan sesuai petunjuk bila diperlukan.
C. Standard Diet Diabetes Mellitus.
Untuk perencanaan pola makan sehari, pasien diberi petunjuk
berapa kebutuhan bahan makanan setiap kali makan dalam sehari dalam bentuk
Penukar (P).Berdasarkan pola makan pasien tersebut dan daftar bahan makanan
penukar, dapat disuusnmenu makanan sehari-hari.
D. Daftar Makanan Penukar.
Daftar bahan makanan penukar adalah suatu daftar nama bahan
makanan dengan ukuran tertentu dan dikelompokkan berdasarkan kandungan kalori,
protein, lemak dan hidrat arang. Setiap kelompok bahan makanan dianggap
mempunyai nilai gizi yang kurang lebih sama . Dikelompokkan menjadi 7 kelompok
bahan makanan yaitu :
Golongan 1 : bahan makanan sumber karbohidrat.
Golongan 2 : bahan makanan sumber protein hewani.
Golongan 3 : bahan makanan sumber protein nabati.
Golongan 4 : sayuran.
Golongan 5 : buah-buahan
Golongan 6 : Susu
Golongan 7 : Minyak
Golongan 8 : makanan tanpa kalori.
INTERVENSI OLEH PERAWAT TERHADAP PENYAKIT DM:
1.
Ajarkan pasien untuk melakukan
mobilisasi Rasional : dengan mobilisasi meningkatkan sirkulasi
darah.
2.
Ajarkan tentang faktor-faktor yang
dapat meningkatkan aliran darah :
Tinggikan kaki sedikit lebih rendah dari jantung ( posisi elevasi pada waktu istirahat ), hindari penyilangan kaki, balutan ketat, hindari penggunaan bantal Rasional : meningkatkan melancarkan aliran darah balik sehingga tidak terjadi oedema.
Tinggikan kaki sedikit lebih rendah dari jantung ( posisi elevasi pada waktu istirahat ), hindari penyilangan kaki, balutan ketat, hindari penggunaan bantal Rasional : meningkatkan melancarkan aliran darah balik sehingga tidak terjadi oedema.
3.
Ajarkan tentang modifikasi
faktor-faktor resiko berupa
Hindari diet tinggi kolestrol,
teknik relaksasi, menghentikan kebiasaan merokok, dan penggunaan obat
vasokontriksi.
Rasional : kolestrol tinggi dapat mempercepat terjadinya arterosklerosis, merokok dapat menyebabkan terjadinya vasokontriksi pembuluh darah, relaksasi untuk mengurangi efek dari stres.
Rasional : kolestrol tinggi dapat mempercepat terjadinya arterosklerosis, merokok dapat menyebabkan terjadinya vasokontriksi pembuluh darah, relaksasi untuk mengurangi efek dari stres.
4.
Kerja sama dengan tim kesehatan lain
dalam pemberian vasodilator, pemeriksaan gula darah secara rutin dan terapi
oksigen ( HBO ).
Rasional : pemberian vasodilator akan meningkatkan dilatasi pembuluh darah sehingga perfusi jaringan dapat diperbaiki, sedangkan pemeriksaan gula darah secara rutin dapat mengetahui perkembangan dan keadaan pasien, HBO untuk memperbaiki oksigenasi daerah ulkus/gangren.
Rasional : pemberian vasodilator akan meningkatkan dilatasi pembuluh darah sehingga perfusi jaringan dapat diperbaiki, sedangkan pemeriksaan gula darah secara rutin dapat mengetahui perkembangan dan keadaan pasien, HBO untuk memperbaiki oksigenasi daerah ulkus/gangren.
5.
Berikan penjelasan yang benar
dan mudah dimengerti pasien:.
1.
Pola nutrisi dan metabolism
Akibat
produksi insulin tidak adekuat atau adanya defisiensi insulin maka kadar gula
darah tidak dapat dipertahankan sehingga menimbulkan keluhan sering kencing,
banyak makan, banyak minum, berat badan menurun dan mudah lelah. Keadaan
tersebut dapat mengakibatkan terjadinya gangguan nutrisi dan metabolisme yang
dapat mempengaruhi status kesehatan penderita.
2.
Pola eliminasi
Adanya
hiperglikemia menyebabkan terjadinya diuresis osmotik yang menyebabkan pasien
sering kencing (poliuri) dan pengeluaran glukosa pada urine ( glukosuria
). Pada eliminasi alvi relatif tidak ada gangguan.
3.
Pola tidur dan istirahat
Adanya
poliuri, nyeri pada kaki yang luka dan situasi rumah sakit yang ramai akan
mempengaruhi waktu tidur dan istirahat penderita, sehingga pola tidur dan waktu
tidur penderita mengalami perubahan.
4.
Diet
Diet untuk mengotrol berat badan adalah dasar dalam pelaksanaan pengontrolan gula darah pada penyakit DM.
Diet untuk mengotrol berat badan adalah dasar dalam pelaksanaan pengontrolan gula darah pada penyakit DM.
5.
Pengelolaan Diabetes Mellitus
meliputi pelayanan medis, asuhan keperawatan, asuhan diit, dan penyuluhan
gizi.Penyuluhan gizi yang diberikan mengetahui untuk menyadarkan pendertia agar
dapat mematuhi diit yang harus dijalankan. Meningkatnya frekuensi penyuluhan gizi
akan berakitab bertambahnya informasi yang diperoleh sehingga akan berpengaruh
terhadap kepatuhan diit.
J.
Kecendrungan Masalah Gizi Ke Depan
di Indonesia
1)
Prevalensi masalah gizi kurang pada
balita
2)
Prevalensi stunting pada anak
sekolah
3)
KEK pada wanita hamil
4)
Masalah gizi mikro
5)
Over nutritions
Program
Penanggulangan ke depan
1.
Banyak hal yang harus diperkuat
untuk melaksanakan program perbaikan gizi, mulai dari ketersediaan data dan
informasi secara peruodik untuk dapat digunakan dalam perencanaan program yang
benar dan efektif.
2.
Melakukan penanggulangan program
perbaikan gizi dan kesehatan yang bersifat prefentif untuk jangka panjang,
sementara kuratif dapat diberikan pada kelompok masyarakat yang benar-benar
membutuhkan. Bentuk efektif seperti perbaikan prilaku kesehatan dan gizi
tingkat keluarga dilakukan secara professional mulai dipikirkan, dan tentunya
dengan ketentuan atau criteria yang spesifik lokal.
3.
Melakukan strategi program khusus
untuk penanggulangan kemiskinan, baik di daerah perkotaan maupun perkotaan
dalam bentuk strategi pemberdayaan keluarga dan menciptakan kerjasama yang baik
dengan suasta.
4.
Secara bertahap melakukan
peningkatan pendidikan, strategi ini merupakan strategi jangka panjang yang
dapat mengangkat Indonesia dari berbagai masalah gizi dan kesehatan.
K.
Fungsi Zat Gizi
a.
Karbohidrat
ØSebagai sumber energy
ØMember rasa manis pada makanan
ØPenghemat protein
ØMengatur metabolism lemak
ØMembantu pengeluaran feses
Sumber kabohidarat yaitu: padi-padian, umbu-umbian,
kacang-kacangan kering dan gula. Rata-rata konsumsi energy barasal dari
karbohidarat penduduk Indonesia menurut Biro Pusat Statistik tahun 1990 adalah
sebesar 72%.
b.
Protein
ØSebagai pertumbuhan dan pemeliharaan
ØPembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh
ØMengatur keseimbangan air
ØMemelihara netralitas tubuh
ØPembentukan antibody
ØMengangkut zat-zat gizi
ØSumber energy
Sumber protein nabati: telur, susu, daging, ikan, kerang,
dan unggas.
Sumbar protein nabati yaitu: kacang kedelai, hasil olahan
tahu dan tempe, dll
c.
Lemak
ØSumber energy utama terbesar
ØSumber asam lemak esensial
ØAlat angkut vitamin larut lemak
ØMenghemat protein
ØMember rasa kenyang dan kelezatan
ØSebagai pelumas
ØMemelihara suhu tubuh
ØSebagai pelindung tubuh
Lemak dapat berasal dari: minyak goring, ayam, dan daging
sapi.
d.
Vitamin
ØVitamin larut lemak: A, D, E, K.
§Vitamin A
Vitamin
A berfungsi: penglihatan, defirensiasi sel, sebagai pertahanan tubuh,
pencegahan kanker dan penyakit jantung, dan berperan dalam pembentukan sel
darah merah.
Sumbernya: hati, kuning telur, susu, dan mentega.
§Vitamin D
Vitamin
D berfungsi: membantu pembentukan dan pemeliharaan tulang.
Sumber
vityamin D yaitu dalam bentuk cholechalciferol dalah: minyak hati ikan.
Mentega, kuning telur, ragi, hati, dll.
§Vitamin E
§Vitamin K
Vitamin
K berperan dalam proses sintesisprotombin yang diperlukan dalam pembekuan
darah.
Sumber
vitamin K: hati, sayuran hijau, kuning telur, minyak kedelai, kacang- kacangan,
kol, buncis dan brokoli.
ØVitamin larut air:
§Vitamin C
Vitamin
C berfungsi dalam metabolism dan pencegahan kangker dan penyakit jantung.
Sumber
vitamin C: sayur- sayuran terutama yang sam seperti jeruk, nanas, rambutan,
papaya, dll
§Vitamin B1 (tiamin)
§Sumber utamanya dalam makanan adalah serelia tumbuk atau
setengah giling.
§Vitamin B2 (riboflavin)
Sumbernya:
susu, keju, hati, daging, dan sayuran hijau.
§Vitamin B12 (kobalamin)
Vitamin
B12 diperoleh dari hasil sintesis bakteri, fungi, dan ganggang.
ØMineral
§Kalsium (Ca)
Sumber:
susu dan produk olahannya (keju, s krim), makanan laut, sardencis, sayuran
hijau, sayur, dan jeruk.
§Besi (Fe)
§Sumber: telur, daging merah, ikan, hati, kerang, buah
kering, tepung gandum, roti, sayuran hijau.
§iodium
§sumber: sayur-sayuran,makanan laut,minyak ikan, rumpit laut,
kerang, garam beriodium, kulit kantang.
L.
Peran Nutrisi Yang amat Penting di
Klinik
1.
Memberikan zat gizi yang cukup
menurut kebutuhan individu sesuai dengan jenis penyakit dan kondisi
penderitanya sehinnga da makanan yang disebut diet tinggi dan diet rendah,
2.
Tidak memperberat kerja orga- organ
tubuh penderita
3.
Mempercepat proses penyembuhan
4.
Memberitan rasa optimism.
Comments
Post a Comment